Madzhab Alternatif Kritis Menurut Kuran dan Ibnu Khaldun

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

membahas tentang madzhab alternatif kritis yang mengangkat bahwa islam itu punya sistem ekonomi yang islami yang berbeda dengan konvensional.

            Pelopor madzhab ini adalah timur kuran (ketua jurusan ekonomidi university of southern California), jomo (Yale, Cambridge, Harvrad, Malaya), Muhammad arif, dan lain-lain. Madzhab ini mengkritik kedua madzhab sebelumnya. Madzhab Baqir dikritik sebagai madzhab yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori lama, kemudian menggantinya dengan teori baru. Sementara itu madzhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonom neoklasik dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat dan niat. Madzhab ini adalah sebuah madzhab yang kritis. Mereka berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam itu sendiri. Mereka yakin bahwa islam itu benar, tetapi ekonomi islam belum tentu benar karena ekonomi islami adalah hasil tafsiran manusia atas Alqur’an dan Sunnah, sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak. Proposisi dan teori yang diajukan oleh ekonomi islami harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi konvensional.[1] Madzhab yang ketiga merupakan sebuah madzhab yang kritis,dalam madzhab ini menjelaskan beberapa pendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap sebuah ekonomi konvensional yang telah ada tetapi juga terhadap sebuah ekonomi islam itu sendiri. Sebab ekonomi islam sendiri muncul sebagai tafsiran manusia atas al-qur'an dan sunahnya, dimana tafsiran ini bisa saja salah dan setiap dan setiap orang mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda atasnya. Setiap teori yang akan diajukan oleh sebuah ekonomi islam harus selalu diuji akan kebenarannya agar ekonomi islam dapat muncul sebagai ekonomi yang yang rahmatan lil alamin di dunia.

            Madzhab ini  adalah sebuah madzhab yang sangat kritis. Mereka berpendapat bahwa sebuah analisis kritis bukan hanya saja harus dilakukan dengan sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga dengan ekonomi islam itu sendiri. Mereka yakin bahwa ekonomi islam itu pasti yang benar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemikiran ekonomi islam di era saat ini sangat berkembang pesat,sejalan dengan implementasnya. Zarqa (1992) telah mengklarifikasi kontribusi pemikiran ekonomi islam  yang berkembang pada zaman sekarang ini yaitu ada 4 kategori:

  • Pertama, mereka banyak menyumbang pemikirannya secara aspek normatif sitem ekonomi islam, menemukan sebuah prinsip-prinsip baru dalam sistem  tersebut, atau menjawab prtanyaan tersebut mengenai sebuah sistem. Termasuk kategori yang satu ini  yaitu seorang para ahli syariah.
  • Kedua, penemuan asumsi-asumsi dan sebuah pernyataan-pernyataan positif dalam Al-qur'an dan Sunnah bagi ilmu ekonomi. Contoh kategori yang satu ini yaitu konsepsi ekonomi islam sebagai pasar, mengajukan asumsi sebagai ketimpangan antara pembeli dan penjual. Dalam konsep ini berbeda dengan konsep modal pasar persaingan dalam mengenai ekonnomi konvensional (klasik) yang secara eksplisit mengasumsikan semua pelaku pasar yang memiliki informasi yang sempurna.
  • Ketiga, terdapat pernyataan ekonomi yang positif yang dibuat oleh para pemikir ekonomi islam ,seperti banyak terdapat pada pemikiran Ibn Khaldun. Ibn Khaldun sudah menganalisis  faktor-faktor yang telah mengenai pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menurut masyarakat dalam karya bukunya yang berjudul muqadimah. Contoh lainnya dalam sebuah karya dari al-Maqrizi mengenai penyebab dan dampak inflasi perekonomian.
  • Analisis sebuah ekonomi dalam bagian ekonomi islam dan analisis konsekuensi pernyataan positif ekonomi mengenai ekonomi islam dalam kehidupan ekonomi.

 

Latar belakang tokoh ( Timur Kuran)

            Timur Kuran lahir di New York pada tahun 1954, Timur Kuran menghabiskan masa kecilnya di Ankara. Ayahnya seorang dosen di Universitas Teknis  di Timur Tengah. Ketika beliau masih remaja keluarganya pindah ke Istanbul. Ia tinggal tidak jauh dari kampusnya,dimana ayahnya seorang sejarah arsitetur islam.

            Mazhab Baqir dikritik sebagai mazhab yang berusaha menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori lama, kemudian menggantikan dengan teori baru. Mazhab Mainstream dikritik sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik dengan menghilangkan variabel riba dan memasukan variabel zakat, dan niat. Mazhab ini berpendapat: “Analisis kritis bukan saja dilakukan terhadap sosialis dan kapitaslis, tetapi juga terhadap ekonomi Islam. Islam pasti benar tetapi ekonomi Islam belum tentu benar karena ekonomi Islam hasil tafsiran manusia dari al Qur'an dan Sunah”. Salah satu tokoh mazhab ini adalah Timur Kuran.

Biografi Timur Kuran

            Timur Kuran adalah Profesor Ekonomi dan Profesor Pemikiran Islam dan Budaya, University of Southern California, Los Angeles, California. E-mail-nya adalah [email protected]. 156 Jurnal Perspektif Ekonomi Islam berbeda dari tradisi ekonomi sekuler.

            Ekonomi Islam semakin membesar dengan berkembangnya portofolio karena para eksportir minyak dan berlipatnya pengalihan instrumen keuangan Islam (seperti hipotik bebas bunga dan surat utang sukuk). Untuk memahami asal muasal ekonomi Islam kita bisa merujuk pada Prof Timur Kuran, guru besar ekonomi dan ilmu politik kelahiran Turki, di Duke University. Ia menulis sebuah buku berjudul Islam and Mammon, ditulis dengan dukungan dari Pemerintah Saudi, Raja Faisal, sebagai Profesor Pemikiran Islam dan Kebudayaan di University of Southern California. Sekarang mengajar di Duke University, Kuran menemukan bahwa ekonomi Islam tidak berasal dari ajaran Nabi Muhammad, sallalahu alaihi wa sallam, tetapi merupakan 'tradisi yang diciptakan' yang muncul pada 1940-an di India. Gagasan tentang disiplin ekonomi 'yang berbeda dan jelas Islami' ini sangatlah baru. Bahkan seorang Muslim paling terpelajar seabad yang lalu akan tercengang dengan istilah 'ekonomi Islam'.

             Ide ini lahir dari gagasan seorang aktivis Islam, Abul-Ala Maududi (1903-1979), yang menyatakan bahwa ekonomi Islam merupakan suatu mekanisme untuk mencapai tujuan-tujuan: untuk meminimalkan hubungan dengan non-Muslim, memperkuat rasa identitas kolektif Muslim, memperluas jangkauan Islam ke daerah aktivitas baru manusia, dan modernisasi tanpa Westernisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Chamid Nur, Jejak Langkah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Haneef, Mohammad Aslam. Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta : Rajawali Press,2010.

Izzan Ahmad dan Tanjung Syahrini, Referensi Ekonomi Syariah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2006.

Karim, Andiwarman A. Ekonomi mikro islam, Jakarta: rajawali pers, 2016.



[1] Jomo k. s, Islamic Economi Alternative,  Critical Perspectives and New Directions, (kuala lumpur, 1993).

Bagikan Artikel Ini
img-content
hanif sulhan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler